Rabu, 15 November 2017

MAKALAH ARSITEKTUR POHON

ARSITEKTUR POHON
TUGAS STRUKTUR TUMBUHAN
DISUSUN UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH
STRUKTUR TUMBUHAN YANG DIAMPU OLEH
Dr. .Dra. UPIK YELIANTI, M.S
Dra. Hj. MUSWITA, M.Si

OLEH :
KELOMPOK 12
DINAH ALIFAH (A1C416061)
JULIANA SILVIA (A1C416017)
NAVA DYRAHMA I.K  (A1C416067)

logo_unja1 


PENDIDIKAN BIOLOGI REGULER A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kamidapat menyelsaikan makalah tentang Arsitektur Pohon. Meskipun dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan. Kami juga ingin berterima kasih kepada Dosen Pembimbing kami dalam mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia  yaitu Ibu Dra. Hj. Muswita, M.Siyang telah banyak membantu dan memberi masukan kepada kami dalam menyelesaikan tugas ini.
            Kami juga sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam membantu menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Arsitektur Pohon. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
            Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.



Jambi,     April 2017


                                                                                             Penulis           




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
  • LATAR BELAKANG.....................................................................................4
  • RUMUSAN MASALAH................................................................................5
  • TUJUAN PENULISAN..................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 PENGERTIAN ARSITEKTUR POHON..........................................................6
2.2 FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN POHON.............................................6
2.3 KRITERIA PENGGOLONGAN MODEL MORFOGENETIK.......................8
2.4 MODEL DAN ARSITEKTUR PERCABANGAN...........................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
KESIMPULAN......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16


BAB I
PENDAHULUAN
  • Latar Belakang

Arsitektur Pohon merupakan salah satu kajian lanjut dari ilmu dendrologi yang mempelajari perbedaan bentuk-bentuk pertumbuhan pohon yang kemudian digolongkan menjadi beberapa model arsitektur pohon. Model arsitektur pohon adalah bangunan dari suatu pohon sebagai hasil pertumbuhan meristematik pohon yang dikontrol secara morfogenetik. Morfogenetik yang dimaksud berbarti bahwa secara genetik pertumbuhan meristematik ini akan mempengaruhi bentuk fisik atau morfologi pohon, khususnya yang berhubungan dengan pola pertumbuhan batang, percabangan dan pembentukan pucuk terminal.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa faktor utama yang mempengaruhi arsitektur pohon tersebut adalah pertumbuhan meristematiknya. Pola pertumbuhan tumbuhan bergantung pada letak meristem, meristem apical berada pada ujung akar dan pucuk tunas, menghasilkan sel-sel bagi tumbuhan untuk tumbuh memanjang searah tumbuhnya batang.



  • Rumusan Masalah
    • Apa Pengertian dari Arsitektur Pohon?
    • Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pohon?
    • Apa saja kriteria Penggolongan Model Morfogenetik?
    • Apa saja Model-model dan Arsitektur Percabangan pada pohon ?

  • Tujuan Penelitian
    • Untuk mengetahui pengertian Arsitektur Pohon.
    • Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pohon.
    • Untuk mengetahui kriteria Penggolongan Model Morfogenetik.
    • Untuk mengetahui Model-model dan Arsitektur dari Pohon.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Arsitektur Pohon

Arsitektur pohon merupakan salah satu kajian lanjut dari ilmu dendrologi yang mempelajari perbedaan bentuk-bentuk pertumbuhan pohon yang kemudian digolongkan menjadi beberapa model arsitektur pohon. Model arsitektur pohon adalah bangunan dari suatu pohon sebagai hasil pertumbuhan meristematik pohonyang dikontrol secara morfogenetik. Morfogenetik yang dimaksud berarti bahwa secara genetik pertumbuhan meristematik ini akan mempengaruhi bentuk fisik atau morfologi pohon, khususnya yang berhubungan dengan pola pertumbuhan batang, percabangan, dan pembentukan pucuk terminal.
Pohon-pohon yang berada pada kelompok biologi yang sama, cenderung memiliki kesamaan dalam bentuk dan pola arsitekturnya. Bersifat mantap pada tingkat spesies dan penting untuk persilahan.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Pohon

Suhardi (2005) menjelaskan bahwa pertumbuhan pohon dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor genetic dan lingkungan sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut :
Kemudian menurut Supriyanto (2010; komunikasi pribadi) dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pohon terdiri atas 3 faktor, yaitu :
  1. Genetik (perilaku sel, arsitektur pohon dan akar, hormon, ZPT, serat, )
  2. Lingkungan (cahaya, tanah, air, cekaman, mikorhiza). Setiap tumbuhan mampu melakukan adaptasi lingkungan untuk mempertahankan hidupnya.
  3. Silvikultur (praktek silvikultur, IPM). Setiap praktek silvikultur akan mempengaruhi hasil akhir yang diperoleh.

Secara lebih rinci diketahui bahwa banyak faktor alasan atau penyebab yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan pohon. Apabila faktor tersebut kebutuhannya tidak terpenuhi maka tanaman tersebut bisa mengalami dormansi/dorman yaitu berhenti melakukan aktifitas hidup. Faktor pengaruh tersebut yakni :
  1. Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 °C – 37 °C. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti
  1. Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.
  1. Faktor Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.

  1. Faktor Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang.
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pohon ini, maka kita dapat melakukan penanaman pohon secar baik dan benar serta dapat menjaganya agar pohon maupun hutan yang ada di bumi ini tidak punah.

2.3 Kriteria Penggolongan Model Morfogenetik

Kriteria penggolongan model morfogenetik dibagi berdasarkan 8 hal, yaitu :
  1. Axis Monopodial / Simpodial. Axis Monopodial artinyaa kenampakan batang pokok hanya satu, sedangkan axis simpodial batang pokoknya lebih dari satu.
  2. Sifat pertumbuhan kontinyu/ritmik.Pertumbuhan kontinyu berarti tidak memiliki periodesitas pemanjangan), sedangkan pertumbuhan ritmik berarti memiliki periodesitas pada pemanjangannya.
  3. Titik tumbuh apikal terbatas/tidak terbatas. Apikal berhenti setelah timbul fase generatif.
  4. Distribusi daun spiralis/berseling(districhous).Duduk daun spiralis biasanya dijumpai pada axis yang vertikal, sedangkan duduk daun berseling biasanya dijumpai pada axis yang mendatar. 
  5. Bunga terminalis/lateralis.Bunga terminalis letaknya di ujung axis cabang atau batang, sedangkan bunga lateralis letaknya di ketiak daun.
  6. Arah percabangan plagiotropis/orthotropik. Plagiotropis berarti arah pertumbuhannya menuju ke samping dan kuncu ujung menghadap ke sampaing atau terkulai ke bawah, sedangkan orthotrof berarti arah pertumbuhannnya menuju ke atas dan begian kuncup ujung cabang ataupun ujung ranting tampak menghadap ke atas.
  7. Cabang syllepsis (plagiotropis pertama terpanjang dan terlebar)/ prolepsis(orthotropis pertama terpendek berupa sisik daun.Percabangan syllepsis yaitu percabangan yang dibentuk dari meristem lateral dengan perkembangan yang kontinyu, sedangkan percabangan prolepsis perkembangan cabang tidak kontinyu dengan beberapa periode istirahat dari meristem lateralis.
  8. Keluarnya cabang dari batang kontinyu/ritmik.Cabang kontinyu atau menerus apabila cabang tumbuh pada ketinggian tertentu pada batang pokok diikuti cabang-cabang lain, demikian seterusnya dan tidak jelas berulangnya, sedangkan cabang ritmik apabila beberapa cabang tumbuh pada ketinggian tertentu pada cabang pokok secara berulang dengan kelompok cabang yang satu dengan kelompok cabang berikutnya jelas terlihat. 

2.4 Model dan Arsitektur Percabangan
Pohon terbagi atas dua jenis, yaitu : Pohon Tak Bercabang dan Pohon Bercabang
  1. Pohon tak bercabang
Pohon yang ter bercabang adalah pohon yang vegetatifnya yang terdiri hanya dari satu sumbu yang dihasilkan oleh satu meristem. Meristem lain pada sumbu yakni yang terdapat dikuncup aksilar tidak tumbuh dan berkembang.
Contoh : kelapa (cocos nucifea)
  1. Model Holltum
Yaitu batang tumbuh terbatas, ada perhubungan terminal. Tak ada cabang (kecuali perbungaan), atau batang monopodial terbatas.Contoh : agave sp. (agaveceage)
  1. Model corner
Yaitu monopodial dan tak terbatas, dengan perhubungan lateral, tidak bercabang. Karena posisi perhubungannya lateral, maka maristem apical dapat tumbuh terus.Contoh : kelapa sawit (elatis guineensis, palmae)
  1. Pohon bercabang
Yaitu semua pohon yang bagian batang diatas tanah memperlihatkan lebih dari satu sumbu dan dibentuk oleh lebih dari satu meristem.
Kelompok pohon bercabang dibagi menjadi tiga (3), yaitu :
  1. Sumbu vegetatif semuanya ekivalen dan ortotrop
  • Kaulomer yang tumbuh sejak awal sampai kuncup terminal berkembang menjadi bunga atau perbungaan, sehingga kaulomer terhenti pertumbuhannya , semua kaulomer ini ekivalen (sama besar) dan ortotrop (percabangan yang tumbuh tegak lurus keatas).
Semua kaulomer memiliki asal, cara tumbuh dan fungsi biologis yang sama.
Berikut ada 3 dari 4 model yang dikenal :
  • Model Tomlinson
Sumbu batang ortotrop akan membentuk cabang ortotrop dari kuncup ketiak dibagian batang dibawah tanah. Sumbu baru ini itu ekivalen dengan sumbu induk dan membentuk perakaran sendiri. Pembentukan sumbu baru atau kaulomer itu bias terjadi berulang kali.Contoh : pisang ( musa paradisiaca)




  • Model chamberlain
Sumbu vegetatif diatas tanah tegak lurus, terdiri dari sejumlah kaulomer yang berkesinambungan menjadi sumbu semu yang lurus. Kaulomer pertama tumbuh sampai kuncup terminalnya membentuk bunga atau perbungaan sehingga sumbu terhenti pertumbuhannya.Contoh : jantropha multifida (euphorbiaceae)
  • Model leewenberg
Batang berupa simpodium, namun setiap kaulomer menghasilkan lebih dari satu kaulomer anak diujungnya, yang menepati ruang yang ada.Contoh : kamboja (plumeria acuminate, apocynaceae) dan singkong (manihot utilissima, euphorbiaceae)
  1. Sumbu vegetatif yang terdiferensiasi
Istilah diferensiasi disini berarti bahwa diantara sumbu-sumbu baru yang di bentuk terjadi perbedaan morfologi dan terdapat specialisasi fingsional. Dalam arsitektur pohon tercermin adanya pembagian kerja. Kini dapat dibedakan sumbu batang utam dari cabang.Penempatan organ seksual yakni perbungaan, bias terminal atau lateral.

Berikut ini diberikan 5 dari 15 model yang dikenal :
  • Model kariba
Batang merupakan simpodium. Kuncup terminal akan berhenti tumbuh karena jaringan meristem apeks berdiferensiasi manjadi parenkim.Contoh : pulai (aistonia macrophytia)
  • Model aubreville
Batang merupakan monopodium yang tumbuh retmis (berirama). Irama tumbuh itu mengakibatkan cabang plagiotrop (tumbuh kesamping) tersusun dalam lapisan-lapisan terpisah.Contoh : ketapang (terminalia catappa, cobretaceae).




  • Model rauh
Batang merupakan monopodium ortotrop. Pertumbuhan ritmis menngakibatkan cabang tersusun dalam karangan.Contoh : getah perca (havea brasiliensis, euphorbiaceae) dan pinus perkusi (pinaceae)
  • Model massart
Batang merupakan monopodium ortotrop. Pertumbuhan ritmis mengakibatkan cabang tersusun dalam karangan. Filotaksis pada batang adalah spiral.Contoh : pala (myristica fragrans, miristicaceae), dan kapok (ceiba pentandra, bombaceae).
  • Model roux
Batang merupakan monopodium ortotrop. Cabang padanya tersusun kontinu atau tersebar dan filotaksis batang adalah spiral.Contoh : kopi (coffea Arabica, rubiaceae).

  1. Sumbu vegetatif dengan struktur campur
Sumbu disini adalah sumbu yang melengkung. Bagian bawah yang vertical berperan sebagai bagian batang tegak dan yang horizontal berferan sebagai cabang.
Berikut diberikan 2 dari 3 model yang dikenal.
  • Model champagnat
Batang berupa simpodium. Bagian distal setiap kaulomber melengkung karena terlalu berat dan tidak didukung oleh jaringan penyokong yang cukup.Contoh : kembang merak (ceasalpinia pulcherrima, caesalpiniaceae).
  • Model troll
Batang berupa simpodium. Semua sumbu berarah plagiotrop sejak dini.Contoh : flamboyant (delonix regia, caesalpiniaceae), dan sirsak (annona muricata, annonaceae).
  1. Perubahan dalam kontruksi dasar dari percabangan
Karena masa hidup pohon cukup panjang, kemungkinan terkena luka atau gangguan lain selalu ada. Perubahan bias disebabkan
oleh peristiwa reiterasi, metamorphosis dan interkalasi.

  • Reiterasi
Disaat kerangka pohon terganggu, kuncup istirahat akan tumbuh dan mengulang kembali uratan perkembangan (urutan diferensiasi), yang diperlihatkan oleh tumbuhan induk ketika berkembang mulai dari kecambah.Reterasi yang disebabkan luka disebut reterasi traumatik. Namun, reiterasi dapat pula terjadi jika tumbuhan memperolah keadaan lingkungan yang menguntungkan dan disebut reterasi adaptif.
  • Metamorphosis
Perubahan potensial suatu sumbu batang atau cabang bias terjadi dengan tiga cara yaitu pengulangan model (reiterasi) dan perubahannya potensial cabang dari asalnya yang plagiotrop menjadi ortotrop, atau dari potensial ortotrop menjadi plagiotrop.Contohnya pada maesoopsi eminii. Adanya perubahan diatas dapat merangsang reterasi model arsitektur  pohon yang bersangkutan.
  • Interkelasi
Proses interkalasi terjadi ketika pohun tumbuh dan berkembang. Sementara itu bagian pohon yang menerima cahaya matahari makin menjauhi sumbu batang akibat memanjangnya cabang-cabang sepanjang batang kearah radial.
Pohon memiliki tiga zona yaitu :
  1. Adalah sumbu batang sebagai pendukung
  2. Adalah tepi luar tajuk pohon yang langsung terkena sinar matahari
  3. Adalah daerah pertengahan yang mendukung dan menjembatani tepi luar tajuk dengan sumbu utama batang pohon yang besar.


7d954cd9df71e0f7196d305e374b1ea1



DAFTAR PUSTAKA

CIRAD/GERDAT- Unité de modilisation des Plantes
Tomlison, P.B.  1983.  Tree Architecture : New Approaches Help to define The Elusive Biological Property of Tree Form.  American Scientist Vol. 7 (1) 1983.
UVED – Université virtuelle Environnement ét Développement Durable. Botany. Architectural Analysis. http://greenlab.cirad.fr/GLUVED/html/P1_Prelim/Bota/Bota_typo_018.html
Winter.  2003.  Tree architecture and Growth.  Forest stand Dynamics.
http://fauziahforester.blogspot.co.id/2013/05/paper-pengelolaan-das-arsitektur-pohon.html
http://forest-is-your-life.blogspot.co.id/2012/02/model-arsitektur-pohon.html
http://harjoshrian.blogspot.co.id/2014/03/dendrologi-arsitektur-pohon.html
http://ichsansuwandhi.blogspot.co.id/2011/01/arsitektur-pohon-dan-arsitektur-akar.html
http://meubatehawa.blogspot.co.id/
http://staff.unila.ac.id/janter/2012/09/04/cara-mengidentifikasi-model-arsitektur-pohon/
https://www.slideshare.net/ArborCulture/tree-architecture-pb-tomlinson


1 komentar:

  1. T-Shirt Designs - T-Shirt Designs - T-Shirt Designs
    T-Shirt Designs. T-Shirt Designs The is titanium a conductor T-Shirt Designs and Shorts of trekz titanium T-Shirt titanium headers Design The T-Shirt Designs chi titanium flat irons and titanium grey T-Shirt Designs T-Shirt Designs and T-Shirt Designs

    BalasHapus